Surabaya, BeritaTKP.com – Pasukan Densus 88 antiteror melakukan penggerebekan di sejumlah wilayah Jawa Timur, Rabu (14/5/2023) kemarin. Penggerebekan ini dilakukan untuk menguak kebenaran identitas terduga teroris berinisial Y yang ditangkap di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, pada Selasa (23/5/2023) lalu. Densus 88 melakukan penggerebekan di tiga wilayah yakni, Surabaya, Malang dan Blitar.
Kabar adanya penangkapan terhadap terduga teroris yang dilakukan oleh Densus 88 dibenarkan oleh Polresta Malang Kota. “Iya benar. Tapi nanti biar dari Densus 88 yang berikan komentar. Karena Polresta hanya mendampingi saja,” ujar Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto, Rabu (24/5/2023) kemarin.

Di Kota Surabaya, Tim Densus 88 antiteror melakukan penggeledahan di rumah terduga terduga teroris yang berada di Jalan Dupak Sidokurun Gang 6, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Penggeledahan dilakukan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB.
Wakil Ketua RW 001 Dupak Sido Rukun, Gandhi yang ikut menyaksikan proses penggeledahan mengatakan, yang digeledah adalah rumah milik Y. Gandhi menyebut, Y jarang berada di rumah. Gandhi mengaku ia sendiri sudah enam tahun lamanya tidak pernah ketemu dengan Y.
“Jarang berada di rumah, sekitar enam tahun itu tidak pernah ketemu. Cuman sering kontrak sama saya juga, terutama diskusi masalah agama. Sejak saat itu tidak begitu respons karena ujung-ujungnya memecah, terutama masalah jihad,” ungkap Gandhi.
“Yang dibawa banyak sih, saya tidak (mengetahui) secara spesifik, cuman banyak, ada beberapa item tadi. Buku-buku ada. Kotak kardus isinya apa saya nggak tahu,” kata Gandhi.
Selain rumah Y yang ada di Surabaya, Tim Densus 8 Antiteror juga menggeledah rumah S, istri Y yang ada di Sutojayan, Kabupaten Blitar. Terlihat di lokasi, rumah S tersebut tampak sepi. Tidak ada orang yang berada di rumah tersebut. tampak pintu gerbang rumah itu terbuka dan tidak terkunci.
Salah seorang warga, Jito mengaku sempat melihat ada beberapa mobil yang mendatangi rumah istri terduga teroris itu. Namun, dia tidak mengetahui secara pasti kegiatan yang dilakukan rombongan tersebut. “Tidak terlalu jelas pakai seragam atau tidak, tapi ada beberapa mobil di situ. Saya kan sambil jualan, jadi tidak tahu pasti. Ya sekitar pukul 13.30 WIB, enggak lama di situ,” katanya, Rabu (24/5/2023) kemarin.
Jito menyebut, rumah tersebut memang dihuni oleh Y dan istrinya S. Namun, rumah itu hanya dikunjungi setahun sekali atau saat hari raya Idul Fitri. Sebab, setelah menikah mereka tinggal menetap di Surabaya.
Hal senada juga disampaikan oleh warga lainnya, Suhan. Dia mengatakan S dan Y jarang ada di rumah tersebut. Keduanya hanya datang saat lebaran, maupun acara keluarga. Keduanya jarang pulang karena memiliki rumah di Surabaya. “Rumahnya kan Surabaya, setelah menikah pindah ke sana. Orang tua dari S sudah meninggal, jadi rumahnya dipakai mereka,” tutur Suhan. (Din/RED)