Banyuwangi, BeritaTKP.com – Persiapan telah matang. Pentas pun sudah siap. Bahkan, janur dan ubo rampe yang menjadi hiasan juga sudah terpasang di atas pentas. Payung putih yang digunakan untuk memayungi penari seblang pun sudah dibuka lebar-lebar. Namun apa lacur, nyatanya Seblang Olehsari tak jadi digelar tahun lalu.

Hal itu membuat sejumlah warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, tak dapat menyembunyikan kesedihan mereka. Seperti dialami salah satu warga, yakni Suko. Pria berusia 51 tahun, itu hanya bisa meratap sembari menahan tangis di atas pentas yang biasa digunakan untuk pelaksanaan tradisi Seblang.

Bukan tanpa alasan Seblang Olehsari tak jadi digelar kala itu. Semua pihak yang terlibat sepakat tidak menggelar ritual tahunan tersebut lantaran tak ingin mengambil risiko menggelar seblang hanya dalam waktu sehari.

Sebab, kala itu pihak Kepolisian, tepatnya dari Satuan Interlam Polresta Banyuwangi hanya membatasi pergelaran Seblang Olehsari satu hari saja dengan durasi antara tiga sampai empat jam. Padahal sebelumnya Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Banyuwangi sudah mengizinkan pelaksanaan kegiatan tersebut asalkan digelar sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Apalagi, Seblang Olehsari adalah salah satu ritual yang masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest). Perizinannya secara otomatis menjadi satu kesatuan dengan event B-Fest lainnya. “Kami mohon maaf ritual tari Seblang Olehsari tidak bisa digelar. Tapi untuk inti ritualnya sudah kita laksanakan semalam sebelumnya. Ini semata-mata sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” ujar Kades Olehsari Joko Mukhlis

Mulanya Seblang Olehsari diagendakan digelar selama sepekan. Yakni mulai tanggal 17 sampai 23 Mei 2021. Jadwal tersebut sudah disepakati oleh tokoh adat yang selama ini menjalankan pelaksanaan ritual seblang. Hingga kemudian muncul surat dari kepolisian terkait izin keramaian ritual tari Seblang Olehsari.

Kepolisian hanya memberikan waktu satu hari kepada panitia penyelenggara. Dengan pertimbangan kondisi penularan Covid-19 yang sangat mengkhawatirkan. Joko kemudian berembuk dengan para tokoh adat termasuk pawang Seblang Olehsari. Rupanya, aturan yang mengizinkan penari hanya boleh tampil dalam sehari tidak bisa diterima oleh para tokoh adat. Mereka beralasan tak ingin mengambil risiko dengan menggelar seblang hanya dalam waktu sehari.

Hal itu berbenturan dengan kesepakatan leluhur terkait pelaksanaan waktu menari Seblang Olehsari. Karena jelas-jelas dalam pertemuan sebelumnya sudah disepakati tarian seblang bisa digelar selama sepekan. “Kita sudah sampaikan kepada masyarakat dan tokoh adat. Intinya tidak ada yang mau mengambil risiko ketika tari seblang hanya digelar sehari. Masyarakat khawatir akan ada dampak kepada desa, ketua adat, maupun penari itu sendiri,” pungkas Joko. (Din/RED)